Entri yang Diunggulkan

SEJARAH DESA KRANGKENG INDRAMAYU

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perlu di ketahui sebelum saya jauh menjelaskan Sejarah Desa ini terlebih dahulu sa...

Kamis, 09 Januari 2025

SEJARAH DESA KALIANYAR INDRAMAYU

 

Asal Mula Berdirinya Desa Kalianyar

Desa Kalianyar merupakan pemekaran dari Desa Krangkeng, dimekar pada tahun 1982. Pada waktu
musyawarah tokoh masyarakat adat setempat untuk mencari nama desa ada beberapa pendapat yang
berbeda-beda, yaitu :
1. Bapak Tamin, dari tokoh masyarakat (Anggota Veteran) mengajukan nama desa “Anggada Sari”,
karena konon ceritanya hutan yang berada di Desa Krangkeng ada seorang penjaga yang menguasai
adalah dari bangsa jin atau mahluk halus bernama Anggada Sari.
2. Bapak Samawi, dari tokoh masyarakat (sesepuh desa) mengajukan nama desa “Dukuh Jajar”, artinya
desa yang berdampingan dengan desa induk (Krangkeng) dan agar senantiasa berjalan bersama.
3. Bapak Ky. Kasir Abu Masykur, dari tokoh ulama (Ketua LKMD) mengajukan nama desa
“Kalianyar”, nama tersebut diambil dari nama blok yang yang ada di Desa Krangkeng, tepatnya lokasi
blok tersebut berada diwilayah daerah pemekaran, didalam Desa Krangkeng terdapat 2 (dua) sungai,
yaitu sungai Oyoran dan sungai Kalianyar.

Hasil dari perbedaan pendapat yang yang diajukan oleh para tokoh ulama dan tokoh masyarakat dalam
musyawarah tersebut menyetujui pendapat yang terakhir Bapak Ky. Kasir Abu Maykur yaitu tercetus
nama desa Kalianyar.

Sistem Pemerintahan
Setelah terbentuknya Desa Kalianyar menjadi pemerintahan desa yang berdiri sendiri (mekar) dari Desa
Induk (Krangkeng), Desa Kalianyar mulai menata desa berawal dari sistem pemerintahan dan
seterusnya. Kepala Pemerintahan Desa (Kuwu) pertama yang menjabat pada saat itu adalah Bapak Sasro
yang ditunjuk dari pejabat juru tulis Desa Krangkeng (Desa Induk) pada saat itu Bapak Tarmuki sebagai
Kuwu Desa Krangkeng dan kakak kandung dari Bapak Sasro.
Selain Kuwu atau Kepala Pemerintahan, untuk memperjelas status desa pembagian wilayah teritorial
juga disesuaikan dengan aturan pada saat itu 55% untuk desa induk (Krangkeng) dan 45% untuk desa
pemekaran, Desa Kalianyar mendapat bagian + 800 Ha terdiri dari pekarangan, pesawahan dan
pertambakan.
Adapun batas-batas wilayah meliputi :
· Sebelah Utara : Desa Krangkeng
· Sebelah Selatan : Desa Luwunggesik
· Sebelah Barat : Desa Drengseng
· Sebelah Timur : Laut Jawa

 

CATATAN KUWU PEMEKARAN (KALI ANYAR)

01. Kuwu Sasro : dari tahun 1982 M – 1984 M.
02. Kuwu Burhanudin : dari tahun 1984 M – 1993 M.
03. Kuwu Husni : dari tahun 1993 M – 1994 M.
04. Kuwu Ranadi, HS. : dari tahun 1994 M – 2002 M.
05. Kuwu Jabidi : dari tahun 2002 M – 2003 M.
06. Kuwu Syafi’i : dari tahun 2003 M – 2003 M.
07. Kuwu Ranadi, HS. : dari tahun 2003 M – 2013 M.
08. Pjs. Kuwu Marhamah : dari tahun 2013 M – 2014 M.
09. Pjs. Kuwu Abdul Mutholib : dari tahun 2014 M – 2014 M.
10. Kuwu Syahroni Agus : dari tahun 2014 M – 2021 M.
11. Pjs. Kuwu Rastono : dari Tahun 2021 M – 2021 M.

12. Kuwu Syahroni Agus 2021 M – 2026 M

 

Pusaka

1.hiayasan dinding berupa ukiran dari kulit sebanyak 9 buah
2.Kempluk tempat nener sebanyak 4 buah berbagai ukiran.
3.Cotom bambu 3 buah
4.Eter tempurung 4 buah
5.Kati 5 buah
6.Bangerang 4 buahg.
7.Tambang lulub pohon waru 5,5 cm untuk narik jukung 1 buahh.
8. Alat-alat dapur terdiri dari:
    Kodek liwet kulit dari kayu jati 1 buah,Centong 1 buah,Gagang gobag 1 buah/tangka,Penabuh bende 1 buah/penabuh kayu yang dikepalannya diberi lapisan karet,Gagang hujungan panjalin 1 buah,Kekab kecil 1 buah,Irus 1 buah

9. Senjata terdiri dari:
Gagang keris 2 buah, Panah dari besi 2 buah, Klenengan pedati 2 buah, Tumbak kayu 3 buah/tunggak kayu, Panah kayu 1 buah
10. Alat-alat kelengkapan rumah
Hiasan tunas kelapa, Kelambu dan spray, Iket kepala, Kain tapih, Kandek kecil 3 buah, Mukena, Gagang pisau, Gledeg jati ukuran 3X2 m/ tempat padi

11. Golek (Wayang yang terbuat dari kayu)

SITUS

1.    PEDATI KUNO

2.    ASAM RUNGKAD

3.    TELAGA SARI

4.    TAPAK PERTAPAAN MBAH KUWU SANGKAN (API-API REGES TANJAKAN) Sudah terkena abrasi pantai Tanjakan

5.    MAKAM HABIB KELING (Habib Umar Murid dari SYAIK KURO KARAWANG)

SEJARAH DESA KRANGKENG INDRAMAYU

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Perlu di ketahui sebelum saya jauh menjelaskan Sejarah Desa ini terlebih dahulu saya tekankan sejarah Desa Krangkeng ada berbagai Versi bahkan yang saya ketahui ada 5 versi yang masing-masing versi ada kesamaan dan berbedaan jadi mohon maaf jika versi yang saya sampaikan tidaklah sama dengan versi yang mungkin bapak/ibu dan temen-temen ketahui.


Sebelum menjadi Pedukuhan dulunya wilayah ini merupakan hutan belantara yang bernama hutan ANDAGA SARI.

Hutan andaga sari sendiri dihuni oleh binatang buas, manusia sakti yang dapat keluar masuk negri siluman  bernama NYI LODAYA (Manusia Harimau Hitam) serta para lelembut yang menjadi bala tentara dari NYI LODAYA.

Tokoh yang bernama NYI LODAYA merupakan tokoh sakti pada zamannya yang mendiami Hutan ANDAGA SARI, beliau adalah salah satu murid dari SETAN KOBER, selain NYI LODAYA SETAN KOBER juga mempunyai beberapa murid sakti diantaranya KY BUYUT PALIMANAN dan KY BUYUT BAYALANGU (Sanggup Menangkap Petir).

SETAN KOBER sendiri merupakan Tokoh sakti dari pesisir Indramayu dan beliau mempunyai keris yang sama dengan mana dirinya yaitu Keris Setan Kober yang sakti luar biasa dan kelak Keris Setan Kober menjadi milik ARYO PENANGSANG, sampai-sampai hanya Werangka/Sarug Kerisnya saja sanggup membabad habis hutan TASIK MALAYA sebenarnya TASIK sendiri berasal dari 2 suku Kata TASIK artinya Laut/Telaga/air dan MALAYA berarti rangkaian gunung-gunung Oleh karena itu, Tasikmalaya dapat dimaknai sebagai daerah dengan gunung-gunung yang berlimpah seperti air laut, setelah gundulnya wilaya tasik maka hutan gundul tersebut tidaklah berpenguni sampai  Pada abad ke 6 hingga abad ke 11, di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, terdapat Pemerintahan Kebataraan dengan pusat di sekitar Galunggung. Batara yang memerintah pada masa tersebut adalah Sang Batara Semplakwaja, Batara Kuncung Putih, Batara Kawindu, Batara Wastuhayu, dan Batari Hyang.

Itulah skilas tentang NYI LODAYA dan SETAN KOBER, sepertinya kita harus kembali lagi pada Hutan Andaga Sari.

Hutan andaga sari sering disebut  juga Hutan Larangan Pesisir Ujung Tua yang menakutkan bagi pengembara dari berbagai penjuru mata angin.

Sejenak mari kita tinggalkan hutan andaga sari dan kita menacri siapa sosok yang dapat menaklukan Hutan ANDAGASARI tersebut.

Mungkin sebagian sudah tdak asing dengan NYI GEDE KRANGKENG namun perlu kita ketahui nama Asli Beliau adalah NYI GENDAR MALAYA seorang Putri MATARAM

Beliau adalah seorang putri cerdik, cantik dan berilmu tinggi sampai pada suatu masa beliau di utus oleh kedua orang tuanya untuk mengembara ke tanah Jawa dalam rangka memperdalam ilmu agama serta kanuragannya.

Beliau berangkat dari Hutan Mentaok yang ada di YOGYAKARTA selanjutnya beliau meneruskan perjalan sampai negri CARUBAN NAGARI yang sekarang biasa kita sebut CIREBON yang kala itu menjadi pusat Pemerintahan Islam, Pusat Pendidikan dan Pusat Ilmu Kanuragan.

Pada masa sampainya NYI GENDAR MALAYA ke tanah CARUBAN ada generasi sebelumnya yang menjadi TOKOH BESAR dan di segani di CARUBAN

1.    SYAIK NUR JATI yang mempunyai murid diantaranya SITI JENAR, SUNAN KALIJOGO dan SUNAN GUNUNG JATI

2.    SYAIK NUR JATI mempunyai murid pula pada GENERASI sesudah SUNAN GUNG JATI, SITI JENAR dan KALIJOGO yaitu SYAIK BENTING (BUNGKO), GANDASARI (PAMURAGAN) dan MAGLUNG SAKTI

3.    Sesudah generasi Kedua SUNAN GUNUNG JATI menggantikan SYAIK NUR JATI dan mempunyai murid NYI GENDAR MALAYA (Krangkeng), PANGERAN PRINGGABAYA (Kapringan) dan mash banyak lagi yang lainya.

KANJENG SUNAN GUNUNG JATI/SYARIF HIDAYATULLAH (Sunan Gunung Jati ini merupakan keturunan ke-17 dari Rasulullah SAW.)

Silsilahnya dimulai saat Nabi Muhammad SAW memiliki seorang putri bernama Siti Fatimah. Kemudian Siti Fatimah melahirkan Sayyid Husain sampai pada generasi-generasi selanjutnya, lahirlah ayah Sunan Gunung Jati.

Ayahnya bernama Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam dan dikenal sebagai Syekh Maulana Akbar. Dia adalah seorang penguasa Mesir.

Ibunya bernama Nyi Mas Rara Santang yang merupakan putri raja Pajajaran yang bergelar Sri Baduga Maharaja. Setelah menikah, gelarnya berganti menjadi Syarifah Mudaim.

Awal mula pertemuan kedua orang tua Sunan Gunung Jati adalah ketika Nyi Mas Rara Santang sedang melaksanakan ibadah haji ke Kota Makkah. Di sana ia bertemu Syekh Maulana Akbar.

Mereka menikah dan dikaruniai dua putra, yaitu Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) dan adiknya Syarif Nurullah.

Pada 1470 M, Sunan Gunung Jati menginjakkan kaki di Cirebon untuk pertama kalinya. Kedatangannya disambut baik oleh pamannya yang merupakan seorang raja Cirebon, Raden Walangsungsang/Pangeran Cakrabuana dan Embah Kuwu Sangkan merupakan putra Prabu Siliwangi dari Nyi Subang Larang.

Pada masa sampainya NYI GENDAR MALAYA ke tanah CARUBAN NAGARI beliau berguru langsung kepada KANJENG SUNAN GUNUNG JATI dan beliau mendalami ilmu AGAMA, POLITIK, ILMU KEDIGJAYAAN bersama murid lainya yaitu PANGERAN PRINGGABAYA(JAKA DOLOG)/Buyut Kapringan.

NYI GENDAR MALAYA di beri gelar kehormatan oleh Kanjeng Sunan Gunung Jati yaitu NYI MAS ENDANG KEKASIH dan menjadi murid yang PINTAR, CERDAS dan dapat menuerap setiap ilmu yang diajarkan Kanjeng Sunan denngan baik sehingga beliau menjadi murid yang sangat menonjol dan di anak emaskan oleh Kanjeng Sunan.

Setelah sebelumnya NYI GENDAR MALAYA sekarang mari gunakan Gelar yang di sematkan oleh kanjeng sunan untuk melanjutkan cerita.

Setelah NYI ENDANG KEKASIH di nilai cukup bekal ilmu oleh kanjeng sunan maka di tugaskanlah NYI ENDANG KASIH berangkat ke HUTAN ANDAGA SARI untuk BABAD/MEMBUKA hutan tersebut dan menjadikanya PEDUKUHAN/DESA.

Tapi rupanya tidaklah semudah yang NYI ENDANG KASIH bayangkan karena hutan tersebut adalah hutan larangan yang dihuni oleh binatang buas, manusia sakti yang dapat keluar masuk negri siluman  bernama NYI LODAYA (Manusia Harimau Hitam) serta para lelembut yang menjadi bala tentara dari NYI LODAYAnamun di dalam hutan tersebut rupanya sudah ada dahulu 2 pasangan suami istri yang tinggal di dalamnya yaitu NYI MAGENGGONG dan KY ARYA MAGENGGONg beliau tinggal di dalam hutan yang tempat tinggalnya merupakan rumah panggung dan sampai sekarang rumah beliau di abadikan menjadi nama Blok di Desa Krangkeng yaitu Blok Panggungan.

Dengan keyakinan dan ilmu yang dimiliki maka NYI ENDANG KASIH memasuki Hutan Andagasari lalu beliau singgah di tempat tinggal NYI MAGENGGONG seraya meminta ijin kepada beliau untuk membuka pedukuhan seperti amanat Kanjeng Sunan, oleh karna NYI MAGENGGONG hanya hidup dengan suaminya saja dan menginginkan seorang anak maka NYI GENDAR MAYALA di ankat anak oleh beliau dan di izinkan membuaka Hutan andagasari.

NYI MAGENGGONG dan KY ARYA memberi arahan salah satu kunci membuka hutan ini menjadi PEDUKUHAN/DESA adalah mengalahkan terlebih dahulu NYI LODAYA dan tentaranya yang semua tentaranya sanggup merubah dirinya menjadi harimau.

Tanpa piker panjang ENDANG KASIH langsung pamit dan berangkat mencari NYI LODAYA dan TENTARANYA seorang diri sampai akhirnya mereka bertemu dan bertempur 11 Hari dan dalam pertempuran tersebut NYI ENDANG KASIH berhasil mengalahkan NYI LODAYA dan menyudutkan NYI LODAYA ke pesisir ANDAGA SARI dan NYI ENDANG KASIH sendiri pulang ke rumah orang tua angkatnya yang ada di panggungan,  setelah mengalahkan NYI LODAYA maka NYI ENDANG KASIH kini di hadapkan dengan situasi lain yaitu memberi batas wilayah kekuasaanya.

Sudah selayaknya hutan jika mau di buat menjadi PEDUKUHAN/DESA maka hutan tersebut haruslah di tebang/babad.

Sementara murid-murid Kanjeng sunan yang lain membabad hutan-hutan yang akan di tempatinya dengan berbagai macam cara.

Ada yang dengan mencabuti pohon dengan kesaktianya, ada yang menebang pohon dengan pusakanya sementara NYI ENDANG KASIH menggunakan kecerdikanya agar wilayahya luas dan cepat proses penebangan pohonya maka beliau membakar ranting-ranting kering sampai pada akhirnya api menyala dayat dan membakar sebagian hutan tersebut.

Untuk menandai batas wilayah NYI GENDAR MALAYA mengikuti barah api yang terbawa angina sampai pada titik bara api itu jatuh tepat di daerah TAMBI maka wilayah yang selanjutnya akan di namai KRANGKENG luas wilayahnya dari perbatasan Cirebon Indramayu sampai Tambi.

Kata krangkeng sendiri di ambil bukan tanpa sebab namun kata krangkeng sendiri bermakna PENJARA.

Sudah saya sampaikan bahwa setelah kekalahan NYI LODAYA dan terpojok pada pesisir andaga sari di lanjutkan PEMBAKARAN HUTAN maka bala tentara dan NYI LODAYA sendiri terkurung (terpenjara) pada api yang membakar Hutan ANDAGASARI.

mereka lari kesana kemari mencari dataran yang lebih tinggi untuk berlindung dari api dan melintasi daerah yang sekarang disebut TANJAKAN.

Setelah NYI GENDAR MALAYA/ NYI ENDANG KASIH berhasil membuka PEDUKUHAN yang diberi nama KRANGKENG maka datanglah banyak pengembara diantaranya, KY.DANU WARDAYA (Seorang Putra Pangeran Demak) beliau adalah kakak dari PANGERAN PAHIT LIDAH, Pangeran DANU WARDAYA sendiri dari demak ke tana jawa selanjutnya singgah di KRANGKENG dengan cara unik yaitu berenang sampai skujur tubuhnya di penuhi lumut maka dari itu beliau juga di juluki KY BATA LUMUT, beliau jugalah yang kelak akan mempersunting NYI ENDANG KASIH ada juga PANGERAN SURYA RASA DAN PANGERAN SURYA JATI kedua pangeran ini merupakan 2 Kesatria yang selalu bersama dalam pengembaraan dan selanjutnya di sebut PANGERAN SERAKIT (Satu Pasang) ada pulah PANGERAN JAYA PATIH. PANGERAN TANJUNG, PANGERAN JANGKUNG, KY BODAG dan mash banyak lagi yang lainya.

Dari perkawinan NYI GENDAR MALAYA/ NYI MAS ENDANG KEKASIH/NYI GEDE KRANGKENG/NYI HJ.UMI HABIBAH dengan KY DANU WARDAYA/KY BATA LUMUT lahirlah 2 buah hati yaitu ANJASMORO dan ANJASMANI lalu NYIMAS ANJASMOROH dipersunting oleh Pangeran Cirebon dan lahir Putra yang kelak menjadi pendiri Pond Pest BUNTET ia bernama MBAH MUKOYIM.

 

Itulah sepenggal sejarah Desa Krangkeng dan berikut adalah daftar kuwu-kuwu desa krangkeng dari masa ke masa Susunan Pemimpin dan Barang Peninggalan Desa Krangkeng serta Pemekaran Desa Kalianyar

SUSUNAN KEPEMIMPINAN /KUWU-KUWUDESA KRANGKENG

01. NYI ENDANG KEKASIH         
       1580-1591
02. PANGERAN JAYA PATI
       1591-1608
03. PANGERAFN SURYA RASA
       1608-1651
04. NYI MAS AYU ANJASMARA
       1615-1630
05. PANGERAN TANJUNG
       1630-1649
06. NYIMAS AYU ANJASMANI
       1649-1666
07. PANGERAN SURAMADI
       1666-1687
08. PANGERAN GEBANG
       1687-1700
09.  PANGERAN BAUDAG
       1700-1732
10. EMBAH SYARKOWI
       1732-1770
11. KUWU RESITEM
       1770-1796
12. KY.JAKA
       1796-1829
13. KY.NGABEI LISAN PURO
       1829-1871
14. KUWU HAJI MURTADO
       1871-1885
15. KUWU SATI
       1885-1900
16. KUWU HAJI ANTARI
       1900-1916
17. KUWU RABINGO
       1916-1926
18. KUWU SALAB
       1926-1928
19. KUWU RADEYA
       1928-1953
20. KUWU DARSINI
       1953-1960
21. KUWU MASRIYAH
       1960-1967
22. KUWU SYAFEI
       1967-1968
23. KUWU MARSO
       1968-1974
24. KUWU KASNO
       1974-1984
25. KUWU TARMUKI
       1984-1990
26. KUWU HAJI BADRUDIN   
       1990-1998
27. KUWU JUBAEDI 2008-2013
28. KUWU MADERI
        2013 -2018 

29.MOH.MANSUR  2018-2023

WIRALODRA

 

Pendiri Indramayu Di daerah Bagelen Jawa Tengah yaitu di Banyu Urip tinggallah seorang Tumenggung Bernama Gagak Singalodra mempunyai lima orang putra, yaitu Raden Wangsanegara, Raden Ayu Wangsayuda, Raden Bagus Arya Wiralodra, Raden Bagus Tanujaya dan Raden Bagus Tanujiwa. Raden Bagus Wiralodra Putra ketiga yang berjiwa besar dan bercita-cita luhur, ia ingin membangun suatu Negara untuk diwariskan kelak kepada anak cucunya dengan tempat tinggal yang makmur dan sejahtera rakyatnya.

Raden Wiralodra menjalankan tapa brata di perbukitan Melayu di Gunung Sumbing. Setelah tiga tahun, ia mendapat wangsit yang berbunyi “ Raden Arya Wiralodra, apabila engkau ingin berbahagia serta keturunanmu dikemudian hari, pergilau merantau ke arah matahari terbenam dan carilah lembah Sungai Cimanuk. Manakala engkau tiba di sana, berhentilah dan tebanglah hutan belukar secukupnya untuk mendirikan sebuah pendukuhan dan menetaplah di sana. Kelak tempat itu akan menjadi subur dan makmur dan tujuh keturunanmu akan memerintah di sana”. Setelah mendapatkan wangsit, Raden Arya Wiralodra kembali ke Banyu Urip dan menyampaikan wangsit kepada Ayahandanya, Raden Gagak Singalodra. Raden Gagak Singalodra berkata, “ Hai Anakku Wiralodra betapapun berat hati ayah melepaskanmu untuk mencari Sungai Cimanuk, ayah menghargai cita-citamu yang begitu mulia, berhati-hatilah hidup dirantau orang, bawalah Tinggil untuk menyertai perjalananmu.”

Diceritakan bahwa perjalanan Raden Wiralodra dan KiTinggil memakan waktu 3 tahun. Ia pun terus berjalan menuju arah matahari tenggelam. Akhirnya suatu senja, sampai di sebuah sungai yang amat besar, betapa sukaria hatinya karena disangka sungai itu adalah Sungai Cimanuk yang sedang dicarinya. Berkata Raden Wiralodra pada Ki Tinggil, “ Rupanya inilah Sungai Cimanuk yang sedang kita cari.”Ki Tinggil menjawab, “Hamba pikir lebih baik ambil istirahat sampai besok pagi.”

Pada keesokan paginya ada seorang kakek yang memperhatikan Raden Wiralodra dan Ki Tinggil yang tertidur lelap, kakek itu mendekati lalu berkata, “Hai kisanak, siapakah kalian bedua? Kenapa tidur di situ?” Ki Tinggil dan Raden Wiralodra terkejut melihat kakek yang tiba-tiba ada di hadapannya lalu Raden Wiralodra menjawab, “kek kami tertidur dan perlu kakek ketahui bahwa Saya Raden Wiralodra dan Ki Tinggil. Kami dari Banyu Urip”

Lalu Raden Wiralodra menceritakan perjalanannya hingga tiba di pinggir sungai besar. Kemudian Raden Wiralodra bertanya sambil menatap wajah kakek tersebut.“kek, apakah ini Sungai Cimanuk yang selama ini saya cari?” Kakek menjawab, “Kasihan cucu-cucuku, sungai yang kalian cari sudah jauh terlewat. Perlu cucu ketahui, Sungai besar ini adalah Sungai Citarum.”