Asal
Mula Berdirinya Desa Kalianyar
Desa Kalianyar merupakan pemekaran dari Desa Krangkeng, dimekar pada tahun
1982. Pada waktu
musyawarah tokoh masyarakat adat setempat untuk mencari nama desa ada beberapa
pendapat yang
berbeda-beda, yaitu :
1. Bapak Tamin, dari tokoh masyarakat (Anggota Veteran) mengajukan nama desa
“Anggada Sari”,
karena konon ceritanya hutan yang berada di Desa Krangkeng ada seorang penjaga
yang menguasai
adalah dari bangsa jin atau mahluk halus bernama Anggada Sari.
2. Bapak Samawi, dari tokoh masyarakat (sesepuh desa) mengajukan nama desa
“Dukuh Jajar”, artinya
desa yang berdampingan dengan desa induk (Krangkeng) dan agar senantiasa
berjalan bersama.
3. Bapak Ky. Kasir Abu Masykur, dari tokoh ulama (Ketua LKMD) mengajukan nama
desa
“Kalianyar”, nama tersebut diambil dari nama blok yang yang ada di Desa
Krangkeng, tepatnya lokasi
blok tersebut berada diwilayah daerah pemekaran, didalam Desa Krangkeng
terdapat 2 (dua) sungai,
yaitu sungai Oyoran dan sungai Kalianyar.
Hasil dari perbedaan pendapat yang yang diajukan oleh para tokoh ulama dan
tokoh masyarakat dalam
musyawarah tersebut menyetujui pendapat yang terakhir Bapak Ky. Kasir Abu
Maykur yaitu tercetus
nama desa Kalianyar.
Sistem Pemerintahan
Setelah terbentuknya Desa Kalianyar menjadi pemerintahan desa yang berdiri
sendiri (mekar) dari Desa
Induk (Krangkeng), Desa Kalianyar mulai menata desa berawal dari sistem
pemerintahan dan
seterusnya. Kepala Pemerintahan Desa (Kuwu) pertama yang menjabat pada saat itu
adalah Bapak Sasro
yang ditunjuk dari pejabat juru tulis Desa Krangkeng (Desa Induk) pada saat itu
Bapak Tarmuki sebagai
Kuwu Desa Krangkeng dan kakak kandung dari Bapak Sasro.
Selain Kuwu atau Kepala Pemerintahan, untuk memperjelas status desa pembagian
wilayah teritorial
juga disesuaikan dengan aturan pada saat itu 55% untuk desa induk (Krangkeng)
dan 45% untuk desa
pemekaran, Desa Kalianyar mendapat bagian + 800 Ha terdiri dari pekarangan,
pesawahan dan
pertambakan.
Adapun batas-batas wilayah meliputi :
· Sebelah Utara : Desa Krangkeng
· Sebelah Selatan : Desa Luwunggesik
· Sebelah Barat : Desa Drengseng
· Sebelah Timur : Laut Jawa
CATATAN KUWU PEMEKARAN (KALI ANYAR)
01. Kuwu Sasro : dari tahun 1982 M –
1984 M.
02. Kuwu Burhanudin : dari tahun 1984 M – 1993 M.
03. Kuwu Husni : dari tahun 1993 M – 1994 M.
04. Kuwu Ranadi, HS. : dari tahun 1994 M – 2002 M.
05. Kuwu Jabidi : dari tahun 2002 M – 2003 M.
06. Kuwu Syafi’i : dari tahun 2003 M – 2003 M.
07. Kuwu Ranadi, HS. : dari tahun 2003 M – 2013 M.
08. Pjs. Kuwu Marhamah : dari tahun 2013 M – 2014 M.
09. Pjs. Kuwu Abdul Mutholib : dari tahun 2014 M – 2014 M.
10. Kuwu Syahroni Agus : dari tahun 2014 M – 2021 M.
11. Pjs. Kuwu Rastono : dari Tahun 2021 M – 2021 M.
12. Kuwu Syahroni Agus 2021 M – 2026 M
Pusaka
1.hiayasan dinding berupa ukiran dari kulit
sebanyak 9 buah
2.Kempluk tempat nener sebanyak
4 buah berbagai ukiran.
3.Cotom bambu 3 buah
4.Eter tempurung 4 buah
5.Kati 5 buah
6.Bangerang 4 buahg.
7.Tambang lulub pohon waru 5,5
cm untuk narik jukung 1 buahh.
8. Alat-alat dapur terdiri dari:
Kodek liwet kulit dari kayu jati 1 buah,Centong 1
buah,Gagang gobag 1 buah/tangka,Penabuh bende 1 buah/penabuh kayu yang
dikepalannya diberi lapisan karet,Gagang hujungan panjalin 1 buah,Kekab kecil 1
buah,Irus 1 buah
9. Senjata terdiri dari:
Gagang keris 2 buah, Panah dari besi 2 buah, Klenengan pedati 2 buah, Tumbak
kayu 3 buah/tunggak kayu, Panah kayu 1 buah
10. Alat-alat kelengkapan rumah
Hiasan tunas kelapa, Kelambu dan spray, Iket kepala, Kain tapih, Kandek kecil 3
buah, Mukena, Gagang pisau, Gledeg jati ukuran 3X2 m/ tempat padi
11. Golek (Wayang yang terbuat dari kayu)
SITUS
1. PEDATI KUNO
2. ASAM RUNGKAD
3. TELAGA SARI
4. TAPAK PERTAPAAN MBAH KUWU SANGKAN (API-API REGES TANJAKAN) Sudah terkena abrasi pantai Tanjakan
5. MAKAM HABIB KELING (Habib Umar Murid dari SYAIK KURO KARAWANG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar